Sinopsis
Ini adalah kitab pungkasan dari sekian kitab yang pernah ditulis oleh sang Hujjatul Islam yang tidak lain adalah Imam al-Ghazali. Orang agung dari Thus itu usianya tidak seberapa, yaitu hanya 55 (lima puluh lima) tahun. Tapi, seakan merupakan perahu-perahu keabadian, kitab-kitab yang ditulisnya senantiasa berlayar menembus gelombang demi gelombang zaman, melintasi ombak demi ombak generasi, meniti lautan demi lautan masa.
Tidak diragukan lagi bahwa kita kulakan ilmu dan spiritualitas dari Imam al-Ghazali lewat kitab Minhaj al-‘Abidin ini merupakan bagian langkah ruhani yang sudah tepat. Beliau tidak saja mengetahui secara teoretik semua yang ditorehkan dalam kitab ini, tapi yang terpenting juga beliau merasakan sekaligus mengalaminya.
Buku ini mengajak kita untuk merenungi kembali hakikat ibadah dan berbagai tahapan dalam mencapai kesempurnaan ibadah. Berbagai tahapan yang dimaksud meliputi tujuh hal, yaitu tahapan ilmu dan makrifat, tahapan taubat, mengetahui godaan-godaan ibadah, penghalang-penghalang, pendorong-pendorong, dan perusak-perusak ibadah, serta tahapan pujian dan syukur (al-hamd wa asy-syukr).
“Minhaj al-‘Abidin bukan kitab tasawuf,
tapi metodologi bagaimana ibadah kita berkualitas.
Belum tasawuf, tapi baru prolognya.”
—Prof. Dr. KH. Said Aqil Siroj, M.A. [Ketua Umum PBNU]