Iman itu terdiri dari dua bagian; sebagian berupa sifat sabar dan sebagian lagi berupa rasa syukur. Demikian disebutkan dalam hadits Rasulullah saw. dan atsar para sahabat. Dan, ada juga puluhan ayat Al-Qur’an yang menyebutkan keutamaan dua sifat ini. Maka tak salah kalau dikatakan bahwa tak ada iman bagi orang-orang yang tak mau bersabar dan bersyukur.
Imam al-Ghazali (1058-1111 M) di buku ini membahas dua persoalan penting tentang “Sabar” dan “Syukur”, dua sifat yang seharusnya ada pada diri setiap Muslim tapi nyatanya paling berat untuk dilakukan. Sabar dan syukur ini sendiri merupakan bagian dari sifat-sifat Allah dan dua nama di antara nama-nama-Nya yang indah, karena Allah menyebut diri-Nya sebagai Yang Mahabersabar dan Mahabersyukur.
Sabar itu sendiri mengandung dua makna, yaitu menahan diri dari berbuat maksiat atau yang bakal mendatangkan mudharat di kemudian hari, maupun tabah dalam menghadapi musibah. Sedang syukur merupakan ekspresi terima kasih kita kepada nikmat-nikmat Allah yang diberikan pada kita yang jumlahnya tak terhingga. Dan, ada pula syukur terhadap musibah yang kita terima.
A. Keutamaan Sabar B. Hakikat Sabar dan Maknanya C. Sabar adalah Separoh Iman D. Nama-nama Lain Sabar Sesuai Konteksnya E. Sabar yang Kuat dan Sabar yang Lemah F. Situasi yang Memerlukan Sabar G. Hal-hal yang Memerlukan Sabar dan Betapa Seorang Hamba Membutuhkan Sabar H. Obat Sabar dan Hal-hal yang Dapat Membantunya
BAG IAN II: SYUKUR
A. Substansi Syukur a. Keutamaan Syukur b. Batas dan Hakikat Syukur c. Cara Bersyukur terhadap Hak Allah d. Beda antara yang Disukai dan yang Tidak Disukai Allah
B. Rukun Syukur dan yang Harus Disyukuri a. Hakikat Nikmat dan Bagian-bagiannya b. Nikmat Allah Tak Terhitung Jumlahnya c. Alasan yang Memalingkan Manusia dari Syukur
C. Berkumpulnya Sabar dan Syukur a. Cara Berkumpulnya Sabar dan Syukur pada Sesuatu b. Keutamaan Menikmati Musibah c. Yang Lebih Utama dari Sabar dan Syukur