"Maafkan bunda ya allah! Bunda sudah berkawan dengan setan. Jangan bakar Al-Qur'an Rasyid!!!" teriaknya histeris. Rasyid terus saja menangis memohon sama ibunya agar mengembalikan semua Al-Qur'annya. Namun ibunya tetap saja tidak menghiraukan tangisan Rasyid sampai dia kecapean sendiri dan memasuki kamarnya...
Di dalam kamar, Rasyid memeluk Al-Qur'an satu-satunya yang ia bawa sejak usai shalat subuh. Dia memeluk Al-Qur'an itu erat sekali, seakan akan ada orang lain di hadapannya yang hendak mengambil Al-Qur'an itu darinya. Beberapa saat kemudian dia memandangi Al-Qur'an itu dengan tangis dan linangan air mata, dia kecup Al-Qur'an itu penuh Khidmat.
"Al-Qur'an bunda kok jahat yah? Rasyid kan sayang Al-Qur'an, Rasyidkan cinta Al-Qur'an" ucapannya dengan kalimat terbata-bata sammbil menahan tangis. Air matanya terus berlinangan menuruni pipi dan menetes ke mushaf suci yang berada di dalam pelukannya. Beberapa saat dia masih larut dalam tangisan yang menyayat itu, bak yatim piatu yang ditinggal pergi kedua orangtuanya, untuk selamanya.