Gadis empat belas tahun itu bertubuh kurus, berambut keriting warna oranye menyala, dan bergaya ala punk. Bila Torey Hayden berpapasan dengannya di jalan, dia tak kan pernah mengenalinya sebagai Sheila, gadis kecil cantik berambut pirang lurus yang dulu pernah menjadi muridnya. Tapi, itulah Sheila kini. Sheila remaja. Tujuh tahun setelah berpisah dengan Torey. Dan Sheila yang sekarang, sama bermasalahnya dengan Sheila kecil yang tega membakar seorang anak lelaki berusia tiga tahun sampai nyaris mati. Pilu melihat betapa kasih dan usahanya mengajarkan cinta kepada Sheila seolah tak berarti apa-apa, Torey tetap tak mau menyerah: Meski Sheila kembali menculik seorang anak lelaki, meski Sheila berkali-kali kabur darinya, meski Sheila masih menaruh dendam kepadanya, meski Sheila tak mau mendengar kata-katanya. Akan berhasilkah Torey membantu Sheila bangkit dari lingkaran trauma? Bacalah buku ini, dan karakter-karakter di dalamnya tidak akan bisa Anda lupakan begitu saja. —Indianapolis News Siapa pun yang tengah menghadapi anak-anak akan menganggap buku ini amat mencerahkan. —Library Journal Torey memiliki kekuatan yang luar biasa dalam mengelola alur cerita. —Koran Tempo