Sinopsis
Pesannya jelas: Manusia diciptakan untuk bahagia. Namun, ketika suatu tembok penghalang muncul, kita perlu mengatur ulang dan mengembalikan mode kebahagiaan kita.
Sebagai seorang insinyur di program Google [X] yang sangat tertutup, Mo selalu terpesona oleh tantangan untuk memunculkan kembali kebahagiaan ketika hal itu tampak sulit dipahami. Pikiran analitisnya memecah masalah kebahagiaan menjadi komponen terkecilnya, mengadopsi pendekatan berbasis fakta yang dapat diukur dan ditiru. Dia bekerja untuk membuat algoritma yang akan menghasilkan kode yang dapat diterapkan pada kehidupan siapa saja secara berulang-ulang untuk dapat memberikan kebahagiaan setiap saat.
Kebahagiaan adalah masalah konseptual untuk Mo sampai hari ketika ia kehilangan putranya yang luar biasa, Ali. Kemudian, kebahagiaan menjadi masalah pribadi dan sangat mendesak. Bisakah ia mengembalikan kebahagiaan kepada keluarganya dan dirinya menggunakan algoritma yang telah ia kembangkan, bahkan setelah tragedi seperti kehilangan anak dan saudara lelaki yang sangat mereka sayangi?
Dia menguji sistem itu, dan berhasil. Stres karena kehilangan kesepakatan bisnis, antrean panjang, hari yang buruk—tidak ada lagi yang bisa meredam kebahagiaannya. Kehidupan sehari-hari sebagai suami, orangtua, putra, teman, dan karyawan mengalami pasang surut yang tak terhindarkan. Namun, tidak peduli bagaimana hari berjalan baik atau buruk—atau keduanya—ia menemukan bahwa ia dapat menikmati perjalanan roller-coaster itu sendiri dengan algoritma Rumus Bahagia, dan tentunya Anda juga bisa melakukannya.