Dengan iba Sita mengulurkan kendi berisi air minum untuk pertapa tua yang lemah dan renta itu. Aku tidak melanggar pesan Laksmana dan tidak keluar dari lingkaran sakti ini. Aku hanya mengulurkan tanganku, katanya dalam hati. Pertapa tua itu menyambut kendi yang diulurkan Sita dan… tiba-tiba ia berubah menjadi raksasa bertubuh besar dan berwajah sepuluh:Dasamuka. Dengan tangkas Dasamuka menarik Sita keluar dari lingkaran sakti yang melindunginya lalu menerbangkannya ke Alengka. Sita hanya bisa menangis dan menyesali kecerobohannya. Mengapa aku meragukan kesaktian Rama dan mengira ia menjerit meminta tolong? Mengapa aku tidak memercayai ketulusan Laksmana dan menuduhnya ingin mendapatkan diriku dengan membiarkan Rama mati?
Epos Ramayana adalah salah satu warisan budaya Indonesia yang diadaptasi dari khazanah sastra klasik India. Epos yang sudah berabadabad dikenal di Indonesia dalam bentuk kakawin, relief Candi Prambanan, atau taria-tarian ini, ditulis kembali oleh Nyoman S, Pendit, penulis Mahabharata