Tweet |
Topik:
|
Rahasia Kemandirian FinansialOleh Belbuk.com, 01/04/2025
![]() 1. Bagaimana keluarga saya berpikir mengenai tabungan. Charlie Munger pernah berkata: "Saya tidak ingin jadi kaya. Saya hanya ingin jadi mandiri." Kita bisa kesampingkan soal kaya, tapi kemandirian selalu menjadi tujuan keuangan pribadi saya. Mengejar hasil terbesar atau menjaminkan aset saya untuk hidup semewah mungkin tidak menarik bagi saya. Keduanya tampak sebagai permainan yang dilakukan orang untuk membuat kawan-kawannya terkesan, dan punya risiko tersembunyi. Saya biasanya hanya ingin bangun setiap hari dengan mengetahui keluarga saya dan saya bisa melakukan apa pun yang kami ingin lakukan semau kami. Tiap keputusan finansial yang kami buat berputar sekeliling tujuan itu. Advertisement:
Orangtua saya menjalani masa dewasa dalam dua tahap: sangat miskin dan cukup makmur. Ayah saya menjadi dokter ketika berumur 40 dan sudah punya tiga anak. Gaji dokter tidak menghilangkan mentalitas hemat yang muncul ketika harus menghidupi tiga anak lapar sambil kuliah kedokteran, dan orangtua saya bertahun-tahun hidup sederhana dengan banyak menabung. Itu membuat mereka cukup mandiri. Ayah saya dokter di ruang gawat darurat, salah satu profesi dengan tingkat stres paling tinggi dan membutuhkan perubahan jadwal hidup yang menyakitkan antara giliran jaga malam dan pagi. Sesudah dua daswarsa, dia memutuskan sudah cukup, jadi dia berhenti. Berhenti begitu saja. Lalu melanjutkan ke tahap berikutnya dalam hidup.
Itu berkesan bagi saya. Bisa bangun pada suatu pagi dan berubah pekerjaan, semau kita, kapan pun, tampak seperti puncaknya segala tujuan keuangan. Bagi saya, kemandirian bukan berarti berhenti bekerja. Artinya Anda hanya melakukan pekerjaan yang Anda suka dengan orang yang Anda suka pada waktu yang Anda inginkan selama Anda mau. Dan mencapai tingkat kemandirian itu tidak bergantung ke gaji sebesar gaji dokter. Utamanya adalah soal mengendalikan harapan dan hidup sederhana. Kemandirian, di tiap tingkat pendapatan, didorong tingkat tabungan. Dan sesudah tingkat pendapatan tertentu, tingkat tabungan Anda didorong kemampuan Anda menjaga harapan gaya hidup agar tidak kebablasan. Saya dan istri saya bertemu ketika kuliah dan kami tinggal bersama bertahun-tahun sebelum menikah. Sesudah kuliah kami sama-sama mendapat pekerjaan pertama dengan gaji tingkat pemula, dan bergaya hidup moderat. Segala gaya hidup ada di satu kisaran, dan yang biasa bagi satu orang bisa terasa mewah atau pas-pasan bagi orang lain. Namun, dengan pendapatan kami, kami bisa mendapat apartemen yang lumayan, mobil yang lumayan, pakaian yang lumayan, makanan yang lumayan. Nyaman, tapi tidak mewah. Meski sudah satu dasawarsa lebih mengalami kenaikan pendapatan, saya di bidang keuangan, istri saya di bidang perawatan kesehatan, kami tetap dalam gaya hidup seperti itu. Itu mendorong tingkat tabungan kami menjadi makin tinggi. Hampir setiap dolar kenaikan pendapatan masuk ke tabungan - "dana kemandirian". Sekarang kami hidup di bawah kemampuan kami, tidak banyak menunjukkan pendapatan kami dan lebih menunjukkan keputusan melanjutkan gaya hidup yang kami tetapkan pada umur 20-an. Jika ada bagian rencana keuangan rumah tangga kami yang saya banggakan, itu adalah karena kami bisa menghentikan kenaikan standar gaya hidup ketika muda. Tingkat tabungan kami cukup tinggi, tapi kami jarang merasa terlalu hemat karena keinginan kami akan harta tidak banyak berubah. Bukannya kami tidak punya keinginan - kami suka barang bagus dan hidup nyaman. Kami hanya menghentikan kenaikan standar. Itu mungkin tidak ampuh bagi semua orang, dan hanya mempan untuk kami, karena kami berdua menyepakatinya - tidak ada yang mesti berkorban. Sebagian besar yang kami nikmati seperti jalan-jalan, membaca, dan podcast, berbiaya rendah, jadi kami jarang merasa ketinggalan. Kalau saya terpikir mempertanyakan tingkat tabungan kami, saya mengingat kemandirian orangtua saya yang didapat dari tingkat tabungan tinggi bertahun-tahun, dan saya kembali ke keputusan semula. Kemandirian adalah tujuan utama kami. Manfaat kedua bergaya hidup di bawah kemampuan adalah menghindari beban berjalan psikologis harus mengimbangi orang lain. Hidup nyaman di bawah kemampuan belanja tanpa hasrat untuk lebih banyak harta menghilangkan banyak tekanan sosial yang dialami banyak orang di dunia pertama yang modern. Nassim Taleb menjelaskan: "Keberhasilan sejati adalah keluar dari balap tikus untuk mengatur kegiatan sendiri demi kedamaian jiwa." Saya suka itu. Kami sangat berkomitmen ke kemandirian sampai-sampai kami melakukan hal-hal yang tidak masuk akal di atas kertas. Kami memiliki rumah tanpa KPR, keputusan finansial terburuk yang pernah kami buat. Suku bunga KPR sangat rendah ketika kami membeli rumah. Penasihat rasional akan menyarankan memanfaatkan kredit rumah dan menanamkan tabungan ekstra di aset dengan hasil lebih tinggi, seperti saham. Namun, tujuan kami bukan menjadi rasional tanpa perasaan, tetapi sekadar masuk akal secara psikologis. Rasa kemandirian yang saya dapat karena langsung memiliki rumah jauh melebihi keuntungan finansial yang saya tahu akan saya dapatkan kalau menjaminkan aset dengan KPR murah. Menghilangkan cicilan bulanan terasa lebih enak daripada memaksimalkan nilai jangka panjang aset kami. Itu membuat saya merasa mandiri. Saya tidak mencoba membela keputusan itu kepada mereka yang menunjukkan kekurangannya, atau orang-orang yang tidak mau menirunya. Di atas kertas, keputusan itu tidak bisa dibela. Namun keputusan itu ampuh bagi kami. Kami menyukainya. Itulah yang penting. Keputusan bagus tidak selalu rasional. Di satu titik Anda harus memilih antara menjadi bahagia atau "benar". Kami juga memegang aset berupa kas dengan persentase lebih tinggi daripada yang akan disarankan sebagian besar penasihat keuangan - sekitar 20% aset di luar nilai rumah. Itu juga hampir tidak bisa dibela di atas kertas, dan saya tidak menyarankannya kepada orang lain. Itu sekadar ampuh bagi kami. Kami melakukannya karena uang kas adalah oksigen bagi kemandirian, dan yang lebih penting, kami tidak pernah ingin terpaksa menjual saham milik kami. Kami ingin peluang menghadapi pengeluaran besar dan harus melunasinya dengan melikuidasi saham itu sekecil mungkin. Barangkali kami punya toleransi risiko yang lebih kecil daripada orang lain. Namun, segala yang saya sudah pelajari mengenai keuangan pribadi memberitahu saya bahwa semua orang, tanpa kecuali, akhirnya akan menghadapi pengeluaran besar yang tidak terduga, dan mereka tidak merencanakan pengeluaran itu justru karena tidak mengharapkannya. Segelintir orang yang tahu rincian keuangan kami bertanya, "Kalian menabung untuk apa? Rumah? Kapal pesiar? Mobil baru?" Tidak, bukan itu semua. Saya menabung untuk menghadapi dunia yang lebih sering memberi kejutan daripada yang kita harap. Tidak terpaksa menjual saham untuk membayar suatu pengeluaran juga berarti kami menaikkan peluang saham yang kami miliki menumpuk nilai untuk periode yang paling panjang. Charlie Munger menjelaskannya dengan baik: "Aturan pertama penumpukan adalah jangan pernah mengganggunya kalau tidak perlu." 2. Bagaimana keluarga saya berpikir mengenai investasi. Saya mengawali karier sebagai pemilih saham. Waktu itu kami hanya memiliki saham individual, sebagian besarnya saham perusahaan besar seperti Berkshire Hathaway dan Procter & Gamble, dicampur saham-saham kecil yang saya anggap investasi nilai mendalam. Pada umur 20-an saya biasanya memegang sampai 25 saham individual. Saya tidak tahu bagaimana hasil saya sebagai pemilih saham. Apa saya mengalahkan pasar? Tidak tahu. Seperti sebagian besar orang yang mencoba, saya tidak mencatat skor dengan baik. Apa pun yang terjadi, saya berubah pikiran dan sekarang semua saham yang kami miliki ada dalam reksa dana indeks berbiaya rendah. Saya tidak menentang memilih saham secara aktif, entah dilakukan sendiri atau dengan mempercayakan uang ke manajer reksa dana aktif. Saya pikir beberapa orang bisa mengalahkan rata-rata pasar - tapi itu sangat sulit, dan lebih sulit daripada yang dipikirkan kebanyakan orang. Jika saya harus merangkum pandangan saya mengenai investasi, rangkumannya adalah begini: Tiap investor sebaiknya memilih strategi yang berpeluang paling besar berhasil mencapai tujuannya. Dan saya pikir bagi kebanyakan investor, menanggung biaya dolar rata-rata di reksa dana indeks berbiaya rendah akan memberi peluang tertinggi keberhasilan jangka panjang. Bukan berarti investasi indeks akan selalu bekerja. Bukan berarti cocok untuk semua orang. Dan bukan berarti memilih saham pasti gagal. Secara umum, industri keuangan terlalu terpecah menjadi beberapa kubu, dan mereka yang menentang investasi aktif bisa ngotot. Mengalahkan pasar seharusnya susah karena peluang keberhasilan mesti rendah. Jika tidak, semua orang bisa melakukannya, dan jika semua orang bisa melakukannya, tidak akan ada kesempatan. Jadi, tidak ada yang seharusnya kaget jika mayoritas orang yang mencoba mengalahkan pasar gagal melakukannya. Saya kenal orang-orang yang berpikir mencoba mengalahkan pasar itu gila tapi mereka mendorong anak-anak mereka menggantungkan cita-cita setinggi bintang dan mencoba menjadi atlet profesional. Terserah masing-masing. Kehidupan itu soal melihat peluang, dan kita semua berpikir mengenai peluang secara berbeda-beda. Selama bertahun-tahun saya jadi memandang bahwa kami akan berpeluang besar mencapai semua tujuan finansial keluarga kami jika kami terus-menerus menginvestasikan uang di indeks berbiaya rendah selama puluhan tahun tanpa henti, lalu membiarkan uangnya agar menumpuk. Banyak bagian pandangan itu berasal dari gaya hidup sederhana kami. Jika Anda bisa mencapai semua tujuan tanpa harus menanggung risiko tambahan yang berasal dari mencoba mengalahkan pasar, maka apa gunanya mencoba? Saya tidak masalah kalau tidak menjadi investor terbesar di dunia, tapi saya tidak bisa menjadi investor yang buruk. Bila saya memikirkannya seperti begitu, pilihan membeli reksa dana indeks lalu bertahan dengan itu sudah jelas bagi kami. Saya tahu tidak semua orang akan setuju dengan logika demikian, terutama kawan-kawan saya yang pekerjaannya adalah berusaha mengalahkan pasar. Saya menghormati apa yang mereka lakukan. Namun inilah yang ampuh bagi kami. Kami menginvestasikan uang dari tiap kali gajian ke reksa dana indeks - kombinasi saham Amerika Serikat dan internasional. Tidak ada sasaran yang ditetapkan - jumlahnya adalah yang tersisa sesudah kami berbelanja. Kami isi banyak-banyak rekening dana pensiun dengan reksa dana yang sama, juga mengisi tabungan biaya kuliah anak-anak kami. Itu saja. Praktis seluruh harta kami adalah rumah, rekening bank biasa, dan reksa dana indeks Vanguard. Tidak harus lebih rumit lagi bagi kami. Saya suka yang sederhana. Satu kepercayaan yang saya pegang erat dalam investasi adalah bahwa ada sedikit korelasi antara upaya investasi dengan hasil investasi. Alasannya adalah karena dunai didorong ekor - sebagian kecil variabel menjelaskan sebagian besar hasil. Sekeras apa pun Anda mencoba berinvestasi, Anda tidak akan berhasil jika melewatkan dua atau tiga hal yang berpengaruh besar ke hasil dalam strategi. Kebalikannya juga berlaku. Strategi investasi sederhana bisa berjalan lancar asalkan mengandung segelintir hal yang penting bagi keberhasilan strategi itu. Strategi investasi saya tidak mengandalkan pemilihan sektor yang tepat, atau menunggu resesi berikut. Yang diandalkan adalah tingkat tabungan tinggi, kesabaran, dan optimisme bahwa ekonomi global akan menciptakan nilai dalam beberapa dasawarsa ke depan. Saya melakukan hampir semua upaya investasi saya dengan memikirkan ketiga hal itu, terutama dua yang pertama, yang saya bisa kendalikan. Advertisement:
Saya sudah pernah mengubah strategi investasi pada masa lalu. Jadi, tentu ada kemungkinan saya akan mengubahnya lagi pada masa depan. Tidak peduli bagaimana kita menabung atau berinvestasi, saya yakin kita akan selalu punya tujuan kemandirian, dan kita akan selalu melakukan apa pun yang membuat kita bisa tidur pada malam hari. Kita pikir itulah tujuan tertinggi, yaitu menguasai psikologi uang. Namun terserah masing-masing orang. Tidak ada yang gila.
|