Sinopsis
Perbedaan dalam melaksanakan ibadah puasa kadang muncul dalam bulan Ramadhan. Menjelang masuknya bulan Ramadhan misalnya, umat Islam di Indonesia memiliki perbedaan pendapat mengenai penetapan tanggal 1 Ramadhan. Lalu ada pula tradisi nyekar ke makam, kebiasaan bermaaf-maafan, dan lain sebagainya.
Perbedaan muncul lagi ketika umat Islam menjalankan shalat Tarawih; sebagian melaksanakan 23 rakaat, sementara sebagian yang lain 11 rakaat. Lalu pada penghujung Ramadhan, terjadi lagi perbedaan pendapat dalam menetapkan hari raya Idulfitri. Ada yang ikut ketetapan pemerintah, ada yang ikut keputusan ormas, kiai, bahkan mufti Arab Saudi.
Keberagaman merupakan salah satu masalah yang disorot Penulis dalam buku ini. Dijelaskan secara moderat dan berimbang, pembaca diberi pilihan yang berlandaskan istimbath hukum para ulama fikih—khususnya dari empat mazhab—seputar puasa, Ramadhan, dan puasa lain yang dijalankan di luar bulan Ramadhan. Tujuannya jelas, yaitu mempersempit jarak yang selama ini memisahkan umat dengan sesamanya.
Keluasan ilmu dan wawasan syariah dalam buku ini merupakan solusi kesatuan dan persatuan umat Islam. Sungguh layak dijadikan bacaan wajib atau referensi, baik bagi da’i, ustaz, penceramah, aktivis dakwah, maupun khalayak umum.