Sinopsis
Hidup di bawah naungan Al-Quran adalah suatu nikmat. Nikmat yang tak dimengerti kecuali oleh yang merasakannya. Nikmat yang mengangkat harkat usia manusia, jadi penuh berkah dan disucikan.
—Sayyid Quthb
Buku ini menegaskan, Al-Quran bukanlah sebuah dokumen ilmiah. Kisah tentang nabi-nabi bukan pula deskripsi historis. Apalagi sebuah manifesto ideologis. Al-Quran adalah kitab petunjuk untuk berbuat, untuk bekerja, berkarya, dan berjasa. Al-Quran adalah sumber hidayah bagi siapa yang percaya untuk mengembangkan dirinya menjadi manusia bertakwa, yang mampu mengendalikan dan memelihara diri dari perbuatan noda dan dosa, bebas dari rasa takut dan dukacita, sehingga mampu menunaikan fungsi kekhalifahan di muka bumi, dan akhirnya berharap dipanggil pulang ke hadirat Tuhan dengan sapaan mesra-Nya: Wahai jiwa yang tenang tenteram, kembalilah pulang kepada Tuhan Pemeliharamu dalam keadaan senang-menyenangi.
Penulis menuntun kita untuk mencerna kandungan firman-Nya itu dengan ulasan yang singkat dan memikat. Selain memadukan dua model tafsir—analitis (tahlîlî) dan tematis (mawdhû‘î), ia juga berhasil melepaskan pembaca dari kerumitan akademis dan kepelikan bahasa. Kita disuguhi inti makna ayat dan pesan moral, spiritual, dan sosialnya dengan gaya tutur yang jernih dan lugas.
Buku ini laksana “hidangan pembuka”. Anda diundang untuk mencicipinya, lalu ditantang untuk menikmatinya lebih jauh. Ia bakal menginspirasi Anda untuk terus merenungkan samudra makna firman-Nya dan merasakan daya ubahnya bagi kehidupan kita.
"Banyaknya umat Islam Indonesia yang melakukan ibadah haji di satu pihak dan banyaknya mereka yang melakukan tindakan korupsi di lain pihak; banyaknya masjid indah di satu pihak dan banyaknya rumah dan sekolahan yang reyot di lain pihak; maraknya pengajian-pengajian agama di satu pihak dan maraknya kekerasan atas nama agama di lain pihak; itu semua menimbulkan pertanyaan: Apakah benar Kitab Suci Al-Quran yang menjadi Pedoman hidup mereka? Atau jangan-jangan banyak yang membaca dan memahaminya saja tidak. Maka kita menyambut dengan syukur terbitnya buku Pesan-Pesan Al-Quran yang mencoba mengerti—dan memberi pengertian tentang—intisari Kitab Suci, Pedoman Umat Islam ini. Yang menarik, Dr. Djohan Effendi yang menyusun buku perlu ini, selalu mengakhiri setiap uraiannya tentang surah Al-Quran dengan puisi yang indah."
— K.H. A. Mustofa Bisri