Sinopsis
Muhammadiyah menyebut dirinya sebagai gerakan amar makruf nahi munkar, maka tugasnya adalah menjadi penyeru pada kebaikan dan pengingat supaya masyarakat tidak terjerembab dalam kehancuran. Pelaksanaan amar makruf nahi munkar mutlak harus dilakukan dengan makruf, bijaksana dan ihsan. Karena dakwah yang penuh ihsan, yang menebar rahmat dan manfaat, Muhammadiyah generasi awal memperoleh banyak simpati.
Dalam khazanah Islam, ada banyak ulama dan ilmuwan yang berkesenian. Kiai Haji Ahmad Dahlan dikenal sebagai kiai yang pandai bermain biola, dan menjadikannya sebagai sarana dakwah. Ibnu Sina menulis kitab al-Syifa dan al-Najat yang menyinggung tentang musik. Al-Kindi dan Al-Farabi juga menulis beberapa kitab dengan tema musik antara lain kitab al-Musig al-Kabir. Jalaluddin Rumi bahkan memadukan musik dan tarian untuk mencapai suatu perasaan dan pengalaman spiritual yang dalam. Selama dilakukan dengan tepat, berkesenian dapat menjadi sarana untuk mendidik jiwa seorang hamba.
Dakwah Muhammadiyah semakin kering dari sentuhansentuhan kesenian. Segenap warga Muhammadiyah perlu merenung kembali bahwa tujuan dakwah Muhammadiyah adalah untuk menggarami kehidupan dengan nilai-nilai luhur. Oleh karenanya, pendidikan di lingkungan Muhammadiyah perlu diarahkan untuk membentuk generasi yang mempunyai kreativitas, kemampuan berpikir kritis, kepekaan tinggi dan kehalusan budi. Peserta didik tidak cukup hanya diarahkan pada kemajuan atau kebanggaan semu yang kering makna. Slogan ‘sedikit bicara dan banyak kerja’ perlu dibumikan dalam kerja-kerja kebudayaan. Kebudayaan yang terilhami dari spirit yang benar dan dari nilai-nilai profetik, akan melahirkan kemanusiaan yang matang dan utuh, kemanusiaan yang menentang setiap kezaliman dan perbuatan durjana, siapa pun yang melakukannya.