Tweet |
|
Harga: Rp65.000
|
Kata Pengantar SGM Telkom RDC
Kata Pengantar Dekan Fakultas Teknik Universitas Indonesia
Kata Pengantar Managing Director Cisco Systems Indonesia
Bab 1. Pendahuluan
1.1 Tren Gaya Hidup.
1.2 Pertumbuhan Pengguna Teknologi Wireless di Indonesia
1.3
Bab 2 Evolusi Teknologi Seluler
2.1 Evolusi Teknologi Seluler
2.2 Teknologi GSM, GPRS, dan EDGE.
2.2.1 Teknologi GSM
2.2.2 General Packet Radio System (GPRS)
2.2.3 Enhanced Data rate for Global Evolution (EDGE)
2.3 Teknologi 3G.
2.3.1 Sistem cdma2000 1x.
2.3.1.1. Jaringan cdma2000 1xEV-DO.
2.3.1.2 cdma2000 1xEV Signaling.
2.3.2 UMTS.
2.3.2.1 Elemen Jaringan UMTS
2.3.2.2 Protokol Antarmuka Udara W-CDMA
2.3.2.3 Tipe-tipe Kanal pada W-CDMA.
2.4 Layanan Teknologi Seluler
2.4.1 SMS
2.4.1.1. Elemen Pendukung SMS.
2.4.1.2 Prinsip Kerja
2.4.1.3 Pengiriman SMS
2.4.2 MMS.
2.4.2.1 Perangkat yang Mendukung MMS.
2.4.2.2 Elemen- elemen Pembangun MMS
2.4.3 Mobile TV.
2.4.3.1 Digital Video Broadcasting To Handhelds (DVB-H).
2.4.3.2 Layering pada Layanan Mobile TV Menggunakan DVB-H.
Bab 3. Teknologi Seluler Masa Depan
3.1 Pendahuluan
3.2 Komponen 4G
3.3 HSDPA
3.3.1 Kinerja Sistem HSDPA.
3.3.2 Peluang HSDPA
3.3.3 Skenario Implementasi.
3.4 LTE.
3.4.1 Tujuan Desain LTE.
3.4.2 Konsep Dasar LTE.
3.4.3 Layer Fisik LTE
Bab 4. Teknologi Broadband Wireless Access.
4.1 WiFi atau Wireless LAN
4.1.1. Arsitektur Wireless LAN.
4.1.2 Komponen Wireless LAN.
4.1.3 Standar/Spesifikasi WLAN.
4.1.4 Aplikasi Wireless LAN.
4.2 WiMAX.
4.2.1 Fixed WiMAX.
4.2.2 Mobile WiMAX.
4.3 Ultra Wide Band (IEEE 802.15).
4.4 Ultra Mobile Broadband (IEEE 802.20).
4.4.1 Standarisasi Teknologi UMB.
4.5 3G.
4.5.1 Alokasi Frekuensi 3G.
4.5.2 Kemampuan Teknologi 3G.
4.6 LTE.
Bab 5. Perbandingan dan Sinergi BWA dengan Seluler.
5.1 Pendahuluan.
5.1.1. Bandwidth Channel.
5.1.2 Efisiensi Penggunaan Bandwidth.
5.1.3 Alokasi Frekuensi.
5.1.4 Arsitektur Jaringan.
5.1.5 Sistem Duplex.
5.1.6 Ketahanan terhadap Multipath dan Interferensi.
5.1.7 Operator Pengguna.
5.2 Persamaan Fitur.
5.2.1 Adaptive Modulation and Coding (AMC).
5.2.2 Hybrid Automatic Repeat Request (HARQ).
5.2.3 Fast Scheduling.
5.2.4 Bandwidth Efficiency Handoff.
5.3 Perbedaan Fitur.
5.3.1 Toleransi Multipath dan Self-Interference.
5.3.2 Scalable Channel Bandwidth.
5.3.3 Fractional Frequency Reuse.
5.3.4 Quality of Service.
5.3.5 Advanced Antenna Technology.
5.4 Sinergi WiMAX dengan Seluler.
5.5 Perbandingan WiMAX dengan LTE dan HSPA.
Bab 6. Fixed Mobile Confergence & IMS.
6.1 FMC.
6.1.1. Dampak Konvergensi.
6.1.2 Karakteristik FMC.
6.1.3 Penggerak FMC.
6.1.4 Klasifikasi Konvergensi.
6.1.5 FMC di Asia.
6.1.6 Tren FMC ke Depan.
6.1.7 Solusi FMC.
6.2 IP MULTIMEDIA SYSTEM (IMS).
6.2.1 Fitur-fitur IMS.
6.2.2 Arsitektur dan Perancangan IMS.
6.2.3 KARAKTERISTIK IMS.
Bab 7. Mobile Broadband di Indonesia
7.1 Pendahuluan.
7.2. Kondisi Saat Ini.
7.3. Regulasi Mobile Broadband Wireless Access.
7.3.1 Regulasi Frekuensi.
7.3.2 Regulasi Penomoran.
Bab 8. Pengujian Perangkat Mobile Broadband.
8.1 Pengujian Perangkat Wireless LAN.
8.1.1. Ruang Lingkup Kegiatan.
8.1.2 Pengertian Hotspot Outdoor
8.1.3 Elemen Network Hotspot Outdoor.
8.1.4 Layanan Hotspot Outdoor (Hotzone).
8.2 Pelaksanaan Trial.
8.2.1 Skenario Trial.
8.2.2 Perangkat yang Digunakan.
8.2.3 Prosedur Instalasi Hotspot Outdoor.
8.2.4 Pengukuran
8.3 Pengusaha Berkeinginan Dikecilkan atau Main
8.4 Pengujian Perangkat WiMAX
8.4.1 Tujuan dan Manfaat
8.4.2 Ruang Lingkup.
8.4.3 Skenario Trial.
8.4.4 Skenario Pengujian.
8.4.5 Konfigurasi
8.4.6 Item Test
8.4.7 Perangkat untuk Pengujian.
8.4.8 Contoh Hasil Pengukuran
8.4.9 Photo-photo Trial.
Syahban Rangkuti | Sidik Nurcahyo | Erry Setyaningsih | Suyanto | Nursida Arif |