Sinopsis
Ketika perjuangan kemerdekaan negara ini sedang memuncak, dan TNI bersama rakyat harus melakukan perang gerilya. Dialah, Soedirman yang menggerakkan semua itu dari atas tandu yang diusung kesana-kemari melintas belantara yang satu kebelantara medan gerilya yang lain. Ia memang sedang sakit. Parunya tinggal sebelah. Dengan itu ia tetap berjuang penuh semangat. Dihatinya ada satu tujuan: Penjajah hengkang dari bumi pertiwi. Kini kita pantas bertanya kepada diri sendiri, apa yang membedakan beliau dengan kita-kita ini yang telah beruntung mencicipi segala jerih perjuangannya ? Demi kita yang bebas merdeka sekarang ini, ia relakan tubuhnya yang ringkih itu menerabas segala aral hutan belantara dari satu tempat ke tempat yang lain, menahan segala macam kekurangan mulai dari logistik; alat tempur, dan beribu aral kekurangan lainnya yang diberikan sebuah perjuangan kepadanya. Ketika ia diminta dokternya untuk mematuhi saran dokter, ia hanya menjawab nanti kalau keadaan sudah damai.