Perhatian terhadap kepentingan pelanggan dengan cara melihat kebutuhan serta kepuasan atas pelayanan menjadi faktor kunci untuk keberhasilan usaha di tengah iklim persaingan yang semakin ketat. Menyadari pentingnya nilai sebuah layanan prima kepada pelanggan dan meningkatnya tuntutan pelanggan terhadap layanan perusahaan semakin membuat perusahaan harus mengembangkan bisnis pada manajemen hubungan pelanggan yang baik. Dalam dunia bisnis, sikap melayani sangat diperlukan. Untuk Perbaikan kinerja front line staff merupakan kriteria individual, di mana secara fungsional berimplikasi pada perbaikan mutu layanan. Untuk menjaga pelanggan terus berhubungan dengan pebisnis, mau tidak mau pebisnis harus memberikan pelayanan. Pelayanan yang diinginkan oleh pelanggan memang bermacam-macam. Akan tetapi paradigma melayani yang sebenarnya adalah hubungan yang saling menguntungkan dan berkelanjutan. Pebisnis berharap usahanya terus berkelanjutan, sedangkan pelanggan berharap mencapai kepuasan dalam menggunakan barang atau jasa dari pebisnis. Oleh sebab itu, bisnis sebenarnya adalah pelayanan. Suksesnya bisnis berarti suksesnya pelayanan. Lebih dari itu, konsep melayani tidaklah hanya sebatas konsep bisnis tetapi konsep best service� yang dilandasi dengan nilai spiritualitas (prinsip kerja berdasarkan keikhlasan ibadah kepada Tuhan). Kita bisa melihat bagaimana orang-orang suci, bahkan para Nabi meletakkan paradigma pelayanan sejati dalam kehidupannya setelah ia mencapai kedudukan tinggi tersebut. Oleh karena itu, kita generasi bangsa ini sebagai ujung tombak pembangunan perlu diingatkan kembali untuk mempertegas sikap pelayanan dalam diri.