Sinopsis
Magnus sudah belajar cara mencemplungkan diri ke laut tanpa perlu mati tenggelam atau menjadi santapan para monster. Dia bahkan belajar dari ahlinya langsung, sang putra Poseidon, Percy Jackson. Berhasil? Tidak juga, karena apa gunanya mempelajari semua itu kalau yang kau hadapi adalah Loki dan ribuan pasukannya yang sudah mati dan kini bangkit lagi?
Bahkan. Sebelum terjadi pertarungan akbar, Magnus dan teman-temannya sudah harus menghadapi banyak rintangan. Dari yang gampang: menanggung malu berlayar dengan kapal bercat kuning norak, bertemu sang kakek, Njord, yang tergila-gila pada kakinya sendiri, atau saat Magnus tanpa sengaja menjilat darah yang menetes dari jantung bakar seekor naga [huek!]. Hingga yang sulit: mengalahkan sembilan budak raksasa, menghadapi sang majikan raksasa yang mengamuk karena mead-nya dicuri, atau nyaris tewas beku di Niflheim, dunia es dan kabut.
Yang paling konyol dari semua itu adalah: Magnus harus menantang Loki duel! Bukan sembarang duel, tapi duel mengejek. Dengan dewa yang terkenal paling ahli dalam menghina! Namun, demi menangkap Loki kembali dan mencegah kapalnya berlayar untuk memulai Ragnarok, Magnus terpaksa bersedia. Tinggal minum saja mead-nya, dan dia akan berjaya.
Ah, masa?