Sinopsis
Meningkatnya radikalisme agama dan terorisme kini muncul sebagai ancaman nyata di banyak negara, terutama Indonesia, negara yang majemuk dengan kondisi geografis yang rawan dari ancaman kehadiran teroris lintas-negara atau Foreign Terorist Fighters (FTFs). Lingkungan strategis yang berubah cepat juga telah menimbulkan tantangan baru bagi keamanan dan pertahanan nasional. Ketidakadilan, kesenjangan ekonomi, dunia yang semakin terbuka dan derasnya arus globalisasi menyebabkan negara-negara sulit terbebas dari ancaman terorisme global.
Setelah surutnya ancaman dari kelompok Al-Qaeda serta kelompok ISIS di Suriah dan Irak, ancaman dari terorisme global bukan berarti telah berakhir, karena ancaman kini bergeser ke kawasan dan negara dengan pertumbuhan banyak simpatisan, pendukung, dan pengikut baru mereka. Meningkatnya konservatisme dan radikalisme agama telah berkontribusi pada terbangunnya sel-sel tidur terorisme di beberapa negara, khususnya Asia Tenggara.
Kalangan pengamat,terutama mereka selama ini yang mencermati masalah terorisme dari dalam, juga memiliki kekhawatiran yang mendalam mengenai pengaruh ISIS di wilayah Asia Tenggara. Melemahnya posisi ISIS di Suriah dan Irak telah memicu munculnya gagasan menciptakan ‘Kekhalifahan Jauh’ ISIS di Asia Tenggara, sebagai opsi dan basis baru perlawanan dan perjuangan khilafah global. Eksistensi ‘sel-sel tidur’ teroris telah membuat para pengamat mengingatkan para pemimpin agama dan pembuat kebijakan di tanah air sadar akan bahaya dan sekaligus risiko pengaruh ideologi ekstrim ISIS dewasa ini dan di masa depan