Sinopsis
Biasanya kita menganggap membaca dan menulis sebagai keterampilan yang merupakan bagian dari kecerdasan bahasa. Pada buku ini, Thomas Armstrong memperlihatkan bahwa melibatkan tujuh kecerdasan lain akan membantu siswa memeroleh keterampilan membaca dan menulis, terutama siswa yang tidak cerdas pada bidang bahasa. Ketujuh kecerdasan lain itu adalah logikamatematika, keruangan (spatial), kinestetika tubuh, musik, antar pribadi, dan alam.
Buku ini menarik perhatian semua pendidik yang mengajarkan keterampilan membaca dan menulis, dari guru PAUD, guru kelas aktivitas kesadaran fonemik, hingga profesor pascasarjana yang membantu mahasiswa mengkaji citra kinestetik pada drama Shakespeare. Buku ini menggabungkan teori MI (teori kecerdasan jamak) dari Howard Gardner dan riset otak terbaru tentang membaca dan menulis dengan sudut pandang sejarah, antropologi, biografi, dan psikologi terhadap sastera. Armstrong mengambil riset itu untuk memperlihatkan pada Anda bagaimana cara membuat siswa terlibat dengan cara mengisi pelajaran kata-kata itu dengan gambar, logika, bahasa lisan, aktivitas fisik, emosi, musik, keterlibatan ke masyarakat, dan pengalaman alam.
Armstrong memberikan ratusan ide, strategi, tips, dan sumber bacaan untuk mengajarkan segala sesuatu dari gramatika dan pengucapan hingga pengkodean kata dan penguasaan bahasa. Pendekatan strateginya mensintesiskan metode membaca dan menulis terbaik untuk diterapkan ke kelas SD hingga SMA, program melek huruf, kelompok kesulitan bicara dan bahasa, sesi tutoring satu lawan satu, dan semua latar lain yang di situ kata-kata menjadi fokus pembelajaran. Armstrong memperlihatkan ke Anda cara memberdayakan siswa Anda dengan keterampilan melek huruf agar hidup sukses.
BIOGRAFI
Saya telah menjadi penulis dan pembicara selama duapuluh lima tahun, yang berfokus pada keragaman cara orang belajar dan bertumbuh. Saya suka membaca (penulis favorit saya adalah Jorge Luis Borges), melukis, dan meditasi (saya melakukan meditasi olah-pikir), dan bermain Scrabble (meskipun isteri saya biasanya mengalahkan saya). Saya sangat tertarik pada buku baru (keluar Desember 2012) Neurodiversity in the Classroom: Strength-Based Strategies to Help Students with Special Needs Achieve Succes in School and Life. Buku itu menyetakan bahwa kita berpikir tentang keragaman otak sama dengan cara kita berpikir tentang keragaman hayati dan keragaman budaya. Saya telah bekerja sebagai spesialis ketidakmampuan belajar dan prihatin atas label negatif yang kita berikan pada anak-anak. Saya yakin kita harus menghormati dan merayakan keunikan tiap-tiap pebelajar. Buku saya Neurodiversity in the Classroom berfokus pada kekuatan dan kemampuan siswa yang diberi label buruk kesehatan mental, yang mencakup autisme, disleksia, ADHD, gangguan suasana hati, gangguan kecemasan, schizophrenia, dan ketidakmampuan intelektual. Saya menyarankan tujuh langkah praktis yang dapat diambil oleh pendidik untuk memperkaya pengalaman sekolah anak-anak ini. Saya berharap Anda membeli Neurodiversity in the Classroom, dan memberi tahu orang lain tentang buku itu.