Sinopsis
Semantik merupakan salah satu bagian dari tiga tataran bahasa yang meliputi fonologi, tata bahasa (morfologi-sintaksis), dan semantik. Semantik diartikan sebagai ilmu bahasa yang mempelajari makna. Jadi semantik adalah makna, membicarakan makna, bagaimana mula adanya makna sesuatu, bagaimana perkembangannya, dan mengapa terjadi perubahan makna dalam bahasa.
Dalam bahasa Arab, kata semantik diterjemahkan dengan Ilm al-Dilalah terdiri , dari dua kata: ilm yang berarti ilmu pengetahuan, dan al-dilalah atau al-dalalah yang berarti penunjukan atau makna. Jadi, ilm al-dilalah menurut bahasa adalah ilmu pengetahuan tentang makna.
Secara terminologis, ilm al-dilalah sebagai salah satu cabang linguistik (ilm al-lugah) yang telah berdiri sendiri adalah ilmu yang mempelajari tentang makna suatu bahasa, baik pada tataran mufradat (kosakata) maupun pada tataran tarakib (struktur).
Ahmad Mukhtar Umar mendefinisikan ilm al-dilalah sebagai berikut: Kajian tentang makna, atau ilmu yang membahas tentang makna, atau cabang linguistik yang mengkaji teori makna, atau cabang linguistik yang mengkaji syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk mengungkap lambang-lambang bunyi sehingga mempunyai makna.
Ilmu ini tidak hanya menjadi fokus kajian para linguis, melainkan juga menjadi objek penelitian para filsuf, sastrawan, psikolog, ahli fiqh dan ushul al-fiqh, antropolog, dan lain sebagainya. Karena itu, penamaan terhadap ilmu ini pun beragam. Selain disebut semantik, ilmu ini juga dinamai sematologi, semologi, semasiologi, dirasat al-mana, dan ilm al-mana, dengan mufrad, bukan dengan jamak maani, karena ilm al-maani merupakan bagian dari ilm al-balagah. Namun demikian, ilmu ini diposisikan sebagai salah satu cabang linguistik. Di kalangan sebagian ulama bahasa Arab, ilmu ini merupakan cabang dari fiqh al-lugah. Ilmu ini merupakan puncak studi linguistik karena melibatkan kajian fonologi, morfologi, gramatika, etimologi, dan leksikologi.