Tweet |
|
Harga: Rp159.000
|
Muhaimin Rp107.000 | Jasa Ungguh Muliawan Rp102.000 | Rosidin Rp106.000 |
Paradigma keilmuan yang memisahkan antara ilmu-ilmu agama (Islam) dengan ilmu-ilmu non-agama secara dikotomis, sudah harus ditinggalkan. Buku ini menyajikan konsep lanjutan dari paradigma keilmuan integralistik yang bersifat interdisipliner menjadi keilmuan multidisipliner. Dalam keilmuan multidisipliner, arus perjumpaan antara sains dan sosial yang merupakan konteks dari ilmu-ilmu modern, serta falsafah dan etika yang menjadi basis ilmu profetik, dengan ilmu-ilmu agama Islam (peradaban teks), bertemu secara kompleks melalui peran utama manusia, baik ia sebagai subjek maupun objek. Penulis mengakui bahwa gagasan Islamisasi ilmu, ilmuisasi Islam, dan reintegrasi ilmu, merupakan ide cemerlang untuk mengembangkan Islamic studies demi memajukan pendidikan Islam, namun semua itu perlu dimajukan selangka lebih jauh ke arah madzhab baru, yakni keilmuan multidisipliner.
Dalam buku ini, pembaca dapat menelaah apa, mengapa dan bagaimana epistemologi pendidikan Islam multidisipliner, penerapan pendekatan multidisipliner dalam pembelajaran, madzhab religius-humanis dalam pendidikan Islam multidisipliner, analisis multidisipliner terhadap kelembagaan pendidikan Islam di Indonesia dari mulai pesantren, madrasah dan perguruan tinggi Islam, serta analisis pendidikan Islam multi-tematik, seperti masalah kekerasan, pendidikan anti-korupsi, kesetaraan gender, wawasan kebangsaan, dan tema pendidikan inklusi.
Kehadiran buku ini diniatkan untuk memberi sumbangan akademis, walaupun setetes, bagi khazanah keilmuan pendidikan Islam. Saya berharap agar amal usaha ini dapat dicatat sebagai ijtihad intelektual, kalau pun toh belum sampai pada “madzhab bersama”. Semoga bermanfaat!
Darmawati H. | Widjajanti M. Santoso | Yoli Hemdi | Kang Jeje | Ahmad Rifa'i Rif'an |