Belbuk.comtoko buku onlineBuku Original021-4202857
Cara PembelianTestimoniPusat BantuanTentang KamiHubungi Kami
Buku    Sosial & Politik    Pemerintahan

Ilmu Negara dalam Multi Perspektif: Kekuasaan, Masyarakat, Hukum dan Agama

Berat 0.27
Tahun 2007
Halaman 224
ISBN 9792569502
Penerbit Pustaka Setia
Sinopsis          Buku Sejenis
 
Harga: Rp38.000
Tersedia:
Dikirim 2-5 hari berikutnya SETELAH pembayaran diterima. (Senin s/d Jumat, kecuali hari libur)

Pelanggan yang Membeli Buku Ini Juga Membeli Buku Berikut:

Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan: Panduan Kuliah di Perguruan Tinggi (Edisi 4)
Winarno
Rp96.000
Ilmu Negara
Abu Daud Busroh
Rp73.000
Pengantar Ilmu Hukum
R. Soeroso
Rp119.000
Pengantar Ilmu Hukum
Soedjono Dirdjosisworo
Rp68.000
Lainnya+   

Sinopsis

Pendekatan komprehensif bagi ilmu negara menjadi sesuatu yang dibutuhkan untuk menjawab kelangkaan kajian, juga menjawab ketidakpuasan sebagian kelangkaan akademis terhadap ilmu negara yang berkembang selama ini dianggap parsial. Sebab, bangunan ilmu negara yang tidak bisa digunakan sepenuhnya untuk menjelaskan kasus-kasus kenegaraan dikawasan yang berbeda-beda.

Disamping itu, buku ini diharapkan dapat mengurangi kekosongan kepustakaan ilmu negara yang berprespektif komprehensif, yakni kajian ilmu negara yang menampilkan multiperspektif  peradaban, termasuk perspektif peradaban Islam yang notebene sering dianaktirikan dalam percaturan tradisi intelektual global.

Menurut Garaudy, kelahiran dan pembentukan tradisi keilmuan dan peradaban Barat diwarisi oleh tiga pilar peradaban besar dunia lainnya, yaitu Yunani-Romawi, Judeo-Kristiani, dan Islam. Sampai disini muncul pertanyaan mengapa Barat tetap menjadi primadona “sudut pandang”, sementara kawasan peradaban lainnya cenderung diabaikan? Dan realitas menunjukan bahwa Barat sedang mendominasi percaturan politik dan ekonomi global, termasuk tradisi intelektual sejagat. Oleh karena itu, banyak ilmuan atau sarjana dalam menjelaskan suatu disiplin ilmu, termasuk ilmu negara, terpaksa berangkat dari realitas yang ada. Ini artinya, suka atau tidak suka , para sarjana sedikit banyaknya berada dalam bayang-bayang hegemoni tradisi intelektual Barat.
(Kembali Ke Atas)
(Kembali Ke Atas)