Seorang penjual sepeda mencoba membujuk seorang petani untuk membeli sepedanya. �Bagaimana, Pak? Apa tidak berminat membeli sepeda saya?� tanya penjual sepeda kepada petani.
�Daripada buat beli sepeda, lebih baik uangku aku belikan sapi,� kata petani.
�Coba Bapak pikir. Bukankah akan terlihat bodoh jika Bapak bepergian dengan menaiki seekor sapi?� kata penjual sepeda.
�Coba kamu pikir juga. Bukankah akan jauh lebih terlihat bodoh jika orang melihatku memerah sepeda?� kata petani dengan geram.
Seribu satu akal, rayuan halus (plus nekad), sedikit akal-bulus dan sebagainya. Semangat, daya tahan hidup, pantang menyerah (muka tembok), dan siasat hidup tergambar jelas pada buku �Humor ala Pedagang� ini. Itulah seninya berjualan.Termasuk juga dari kebiasaan, kelucuannya, kekonyolannya, bahkan perilaku buruknya yang seringkali berprinsip asal untung tanpa mempertimbangkan etika.