Sinopsis
Buku Granada Menangislah .., kisah perjalanan dan liputan di 32 negara di lima benua, termasuk di Cordoba, Granada, yang merupakan benteng terakhir umat Islam yang berkuasa hampir 800 tahun di Andalusia. Karya-karya besar pemikir Islam lahir di sini, di antaranya Ibnu Rusyd (Averroes). Selain Granada, buku ini juga mengisahkan keteladanan Salahuddin Al Ayubbi, yang menguasai Yerusalem, bubarnya Pakta Warsawa, runtuhnya Uni Soviet, jatuhnya Konstantinopel, Revolusi Iran, dan tersesat di Gedung Putih.
Catatan Perjalanan ini mengalir dalam bahasa yang bertutur dan mudah dicerna. Penuh renungan dan ironi. Buku ini tidak sekadar catatan perjalanan jurnalistik, melainkan juga jendela sejarah dalam melihat masa kini.
“Catatan perjalanan ini mengalir dalam bahasa yang mudah dicerna. Sering sekali pada bagian terakhir, pembaca diajak merenung. Buku ini tidak sekedar laporan perjalanan, tapi juga jendela untuk melihat potongan sejarah penting — seperti perjalanan tanpa henti.”
Prof. Dr. Susilo Bambang Yudhoyono
“Membaca buku ini, Kita ikut hanyut dalam perjalanan sang jurnalis. Dengan bahasa lugas dan gaya bahasa jurnalis, pikiran kita akan
terbawa mengalir dalam gelombang samudera perjalan yang luas. Pesan sejarah dan pesan moral terselip dalam buku ini.”
Prof. Dr. OK Saidin, S.H., M.Hum.
Ketua Umum Yayasan Melayu Raya