Belbuk.comtoko buku onlineBuku Original021-4202857
Cara PembelianTestimoniPusat BantuanTentang KamiHubungi Kami
Buku    Sejarah, Budaya & Filsafat    Sejarah

Doorstoot Naar Djokja: Pertikaian Sipil - Militer

Berat 0.54
Tahun 2009
Halaman 244
Ukuran 14 x 21 cm
Penerbit Buku Kompas
Sinopsis       Buku Sejenis
 
Stok Sedang Kosong
Stok Buku sedang kosong. Apakah Anda ingin diberitahu pada saat stok sudah tersedia?
3

Pelanggan yang Membeli Buku Ini Juga Membeli Buku Berikut:

Filsafat Pendidikan Islam (Edisi Revisi)
Muzayyin Arifin
Rp65.000
Ilmu Pendidikan Islam
Zakiah Daradjat
Rp62.000
Manajemen Pendidikan: Mengatasi Kelemahan Pendidikan Islam di Indonesia
Abuddin Nata
Rp117.000
Sejarah Pendidikan Islam: Menelusuri Jejak Sejarah Pendidikan Era Rasullulah Sampai Indonesia
Syamsul Nizar
Rp76.000
Lainnya+   

Sinopsis

Dirman, engkau seorang prajurit. Tempatmu di medan perang bersama pasukanmu. Tempatmu bukan tempat pelarianku. Aku harus tinggal di sini, dan mungkin bisa berunding untuk kita, serta memimpin rakyat kita.” (Sukarno, an Autobiography)

Doorstoot naar Djokja dimulai pada hari Minggu pukul 00.00, tanggal 19 Desember 1948. Sebuah serangan udara secara mendadak yang dilakukan pasukan Baret Merah KST (Korps Speciale Troepen) pimpinan Letnan Jenderal Simon Spoor untuk merebut landasan terbang Magoewo. Serangan ini dipakai sebagai pijakan pasukan komando Baret Hijau untuk mendobrak Djokja, Ibu Kota Republik, sekaligus menangkap Soekarno, Presiden Republik Indonesia.

Serangan dengan sandi Operasi Kraai (Burung Gagak) ini sangat mengejutkan para pemimpin Republik yang pada saat itu sedang dalam perundingan dengan Belanda di bawah pengawasan KTN, komisi antarbangsa yang membawa mandat dari PBB, sebagai tindak lanjut pelaksanaan perjanjian di atas kapal USS Renville.

Tetapi mengapa Doorstoot naar Djokja menimbulkan pertikaian sipil dan militer, pertikaian antarpemimpin Republik? Pimpinan militer bertekad menjawab serangan tentara Belanda dengan melancarkan perang gerilya. Di sisi lain, para pemimpin sipil sepakat mencoba strategi perlawanan baru melalui jalur perjuangan diplomasi. Bagaimana akhir pertikaian tersebut?

Lalu bagaimana peran Jenderal Soedirman, Sjahrir, Sultan Hamengkoe Boewono IX, T.B. Simatoepang, Slamet Rijadi, dan Soeharto pada peristiwa ini? Apa pula peran Nehru, Perdana Menteri India waktu itu?

Masih banyak kisah lain yang sangat menarik dalam buku ini, seperti halnya pembumihangusan Kota Solo, operasi penyelamatan Bung Karno, pertikaian Soekarno dan Sjahrir, penangkapan Presiden Soekarno, serangan umum pertama, kisah dua “Rajawali” kerajaan, serta pertempuran Ngaglik.
(Kembali Ke Atas)
Advertisement:
Website Toko Online + POS (Point of Sale) System
(Kembali Ke Atas)