Sinopsis
Dinamika dan drama politik di Indonesia, dalam sejarahnya hanya didominasi oleh dua aktor utama yang melekat dalam sanubari rakyat Indonesia, yaitu Soekarno dan Soeharto. Oleh karena itu, jejak sejarah yang ditinggalkannya menjadi kajian khusus oleh banyak kalangan sehingga berpuluh-puluh, bahkan beratus-ratus buku telah dilahirkan.
Tidak bisa dimungkiri bagaimana peran dominan yang dilakukan oleh Soekarno dan Soeharto dalam memimpin negeri ini selama bertahun-tahun. Ada dinamika yang senantiasa diingat dan dirasakan oleh rakyat Indonesia, terutama berkaitan dengan kehidupan politik di Indonesia. Sejarah Supersemar misalnya, hingga saat ini, masih meninggalkan tanya. Apakah ini sebuah kudeta yang dilakukan Soeharto, ataukah pelimpahan kewenangan karena kondisi politik yang tidak menentu saat itu?
Ironisnya, mendekati masa akhir jabatan, Soekarno dan Soeharto memimpin negeri ini dengan bersikap represif dan otoriter meskipun keduanya memiliki jargon politik berbeda yang dijadikan alat untuk menekan lawan-lawan politiknya. Soekarno dengan Revolusi-nya, dan Soeharto dengan Pembangunan-nya. Atas nama revolusi dan pembangunan itulah keduanya mengekang kebebasan demokrasi yang sesungguhnya sehingga dinamika politik di Indonesia berjalan pincang. Akan tetapi, sejarah berbicara lain, bahwa rakyat lebih berkuasa dari seorang raja yang digdaya sekalipun. Kekuasaan yang telah bertahun-tahun dibangunnya, runtuh oleh kekuatan massa mahasiswa dan rakyat.
Buku ini mencoba memaparkan secara gamblang dinamika perjalanan politik di Indonesia sejak kekuasaan Orde Lama dan Orde Baru hingga Pasca-Reformasi. Dalam buku ini tidak banyak pemikiran orisinal yang berkaitan dengan teori-teori politik, tetapi lebih banyak pada catatan peristiwa yang terjadi pada masa Orde Lama, Orde Baru, hingga Orde Reformasi sehingga bermanfaat bagi pembaca dan bangsa Indonesia yang peduli pada tegaknya keadilan dan kebersamaan sesama manusia sebagai makhluk Tuhan.