BAB 1 PENDAHULUAN 1 BAB 2 ARGUMEN TEORITIK 9 A. Teori Negara Hukum B. Teori Demokrasi . 1. Pengertian dan Perkembangan Demokrasi 2. Negara Hukum dan Demokrasi C. Teori Kedaulatan 1. Istilah dan Pengertian Kedaulatan 2. Macam-macam Kedaulatan. 2.1 Kedaulatan Tuhan 2.2. Teori Kedaulatan Raja 2.3. Teori Kedaulatan Rakyat. 2.4. Teor i Kedaulatan Negara. 2.5. Teori Kedaulatan Hukum. D. Teori Konstitusi 1. Pengertian Konstitusi 2. Materi Muatan Konstitusi. 3. Supremasi Konstitusi. E. Teori Kewenangan. . F. Teori Hukum Progresif
BAB 3 MAHKAMAH KONSTITUSI SEBAGAI LEMBAGA PELAKSANA KEKUASAAN KEHAKIMAN 57 A. Pengertian Kekuasaan Kehakiman B. Lembaga Pemegang Puncak Kekuasaan Kehakiman di Indonesia C. Pembentukan Mahkamah Konstitusi. D. Karakteristik Hukum Acara Mahkamah Konstitusi . E. Hubungan Mahkamah Konstitusi dengan Lembaga Negara Lainnya 1. Hubungan Mahkamah Konstitusi dengan Presiden 2. Hubungan Mahkamah Konstitusi dengan DPR 3. Hubungan Mahkamah Konstitusi dengan Mahkamah Agung.
BAB 4 JUDICIAL REVIEW 85 A. Latar Belakang Lahirnya Judicial Review di Dunia B. Pengujian Undang-Undang oleh Mahkamah Konstitusi .88 C. Pengujian Perundang-undangan oleh Mahkamah Agung D. Constitutional Complaint E. Constitutional Question.
BAB 5 PERLINDUNGAN HAK KONSTITUSIONAL WARGA NEGARA MENURUT UUD NRI TAHUN 1945 TELAH TERLINDUNGI 107 A. Gagasan dan Sejarah Perkembangan Pengujian Konstitusional 1. Gagasan dan Sejarah Perkembangan Pengujian Undang-Undang Sebelum Abad Ke-19. 2. Sejarah Perkembangan Pengujian Perundang-Undang Abad Ke-19 3. Sejarah Perkembangan Pengujian Perundang-undangan pada Awal Abad Ke-20 B. Bentuk-bentuk Pengujian Undang-Undang. 1. Bentuk Pengujian Undang-Undang Oleh Lembaga Yudisial (Judicial Review) 2. Bentuk Pengujian Undang-Undang Oleh Lembaga Legislatif (Legislative Review) 3. Bentuk Pengujian Undang-Undang Oleh Dewan Konstitusi (Constitution Council). C. Gagasan dan Perkembangan Pengujian Konstitusional di Indonesia 1. Pada Masa Prakemerdekaan 2. Pada Masa Kemerdekaan Tahun 1945-1950 3. Pada Masa Orde Lama Tahun 1950-1965. 4. Pada Masa Orde Baru Tahun 1965-1998. 5. Pada Masa Reformasi Tahun 1998-Sekarang.
BAB 6 GAGASAN PENGUJIAN UNDANG-UNDANG DALAM PROSES AMENDEMEN UUD 1945 173 A. Sidang Umum MPR Tahun 1999 (Tahap I) . B. Sidang MPR Tahun 1999-2000 (Tahap II). C. Sidang MPR Tahun 2000-2001 (Tahap III).
BAB 7 URGENSI PERLUASAN KEWENANGAN MAHKAMAH KONSTITUSI UNTUK MENGUJI CONSTITUTIONAL COMPLAINT DAN CONSTITUTIONAL QUESTION 195 A. Fungsi Mahkamah Konstitusi Terhadap Fakta Empirik Terkait Perkara Constitutional Complaint dan Constitutional Question. 1. Realitas Empirik Perkara Constitutional Complaint. 2. Realitas Empirik Perkara Constitutional Queation. B. Keadilan Substantif sebagai Realitas Penegakan Hukum yang Progresif dan Responsif. C. Komparasi Constitutional Complaint dan Constitutional Question dengan Negara Lain. 1. Amerika Serikat (Mahkamah Agung Amerika Serikat sebagai Peradilan Konstitusi). 2. Jerman (Mahkamah Konstitusi Jerman sebagai Pengadilan Konstitusi).
BAB 8 KONSEP IDEAL UNTUK MEWUJUDKAN GAGASAN CONSTITUTIONAL COMPLAINT DAN CONSTITUTIONAL QUESTION 229 A. Perluasan Kewenangan Mahkamah Konstitus dengan Mengamendemen UUD NRI Tahun 1945. B. Perluasan Kewenangan Mahkamah Konstitusi Melalui Perubahan Undang-Undang Mahkamah Konstitusi C. Perluasan Kewenangan Mahkamah Konstitusi Melalui Presen pada Negara Lain