Sinopsis
Hati adalah pemimpin bagi anggota tubuh. Ketika hati bagus,
seluruh anggota tubuh juga bagus. Jika hati rusak, rusak pula
seluruh anggota tubuh. Hati adalah yang poros dari semuanya.
Amal hati seperti ikhlas, khauf (takut kepada Allah), raja’
(berharap kepada Allah), tawakkal, khasyyah, kembali kepada
Allah dan lain sebagainya adalah tujuan dari amal fisik.
Jika direnungkan syari’at Islam dari segi sumbernya, pasti
ditemukan keterkaitan antara amal fisik dengan amal hati. Amal
fisik tak berguna tanpa amal hati. Amal hati lebih diutamakan
bagi hamba daripada amal fisik. Yang membedakan antara
mukmin dan munafik adalah isi hati, berupa niat‐niat keduanya.
Bukankah mustahil seseorang masuk dalam Islam kecuali dengan
amal hatinya sebelum amal fisiknya?!
Ibadah hati itu lebih utama daripada ibadah fisik. Ibadah hati
lebih banyak dan lebih abadi. Ibadah hati wajib setiap waktu.
Karena itu, iman termasuk salah satu kewajiban hati selamanya.
Sementara Islam adalah kewajiban fisik dalam kondisi‐kondisi
tertentu.
Amal hatilah yang menjaga kualitas agama hamba. Amal hati
juga menjadi senjata melawan setan. Mustahil hati bersih, suci,
dan lurus kecuali dengan amal hati yang luhur, yang bisa
mendekatkan hamba kepada Allah. Fisiknya tunduk beribadah
kepada Allah. Melaksanakan segala perintah Allah. Fisik pun cinta
dan semangat untuk beribadah. Cinta dan bergembira dalam
ibadah. Walhasil, ibadah kepada Allah lebih disukai hati orang
beriman dan lurus. Sementara hawa nafsu yang menyimpang
disukai oleh jiwa yang sakit dan hati yang melenceng.